Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, June 8, 2007

jomblo ada di sekitar kita

nih.... buat riri..... ata teman2 laen yg mau tau ttg pacaran
Semua itu mimpi o…o u o u o
Hanyalah bualan o…o u o u o
Semua itu bohong o…o u o u o
Aku tetap saja o… tetap sendiri

Kamu pasti udah hapal ama lirik lagu yang dilantunkan Armand Maulana sang vokalis GIGI di atas. Apalagi kalo ditanya judul lagunya? Hmm…pasti deh pada ngacung. Tapi please…, yang belon pake Rexona jangan ikutan ngacung ya (eh, ini iklan ya?). Bukan apa-apa. Takut disangka sumber polusi udara. Hehehe…. keep smile ya.

Selain easy listening , tuh lagu turut mempopulerkan istilah jomblo di kalangan anak muda. Liriknya seolah mengungkap kegelisahan hati seseorang yang belon punya gandengan. Soalnya, truk aja bisa punya gandengan masa’ doi nggak. Betul? Betuul…! Tapi ngomong-ngomong, jomblo itu apa sih? Ih… tulalit deh!

Gini, secara etimologi seperti tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , jomblo itu artinya perempuan tua yang nggak laku-laku alias perawan tua. Tapi seiring berjalannya waktu, terjadi perluasan makna pada kata jomblo. Kini, jomblo dimaknai sebagai julukan ‘trendi’ buat mereka (baik cowok maupun cewek) yang masih sendiri, belum punya pacar, dan belum punya gandengan (emangnya truk?). Pokoknya masih suka sendiri aja (atau memang belum ada yang ngajak barengan). Gitchu. Ehm, apakah kamu termasuk di dalamnya? Hehehe

Pro-kontra seputar jomblo

Dalam pergaulan remaja, perdebatan tentang status jomblo nggak kalah serunya dengan debat capres kemaren-kemaren. Banyak yang pro, tapi nggak sedikit juga yang kontra.

Bagi yang pro, mereka enjoy bilang “ its oke to be jomblo ”. Predikat itu bukan masalah bagi mereka. Justru mereka menikmati hidup tanpa pasangan. Sebagai wujud rasa syukur mereka, ada di antaranya yang bikin perkumpulan dengan nama Jojoba alias Jomblo-jomblo Bahagia . Malah ada juga yang tergabung dalam komunitas Kelompok Jomblo Ceria yang disingkat Kejora. Ehm, Ijo Lumut ( Ikatan Jomblo Lucu dan Imut ) boleh juga tuh. Ada yang mau gabung? Pilih yang oke visi, misi, dan programnya (duileee). Wis, sundut terus!

Mereka ngerasa keberadaan pasangan malah bikin ribet. Kayak memasung kebebasan bin kreativitasnya gitu lho. Deket dikit aja ama temen lawan jenis, dicemburuin. Nggak mau ngikutin kemauan ‘yayang’, dibilang nggak cinta. Nggak balas SMS atau missed call aja disangka selingkuh. Punya pendapat berbeda malah dicemberutin. Kalo udah gini, tentu being jomblo lebih asyik. Nggak terikat atau mengikat orang lain. Punya otoritas penuh nentuin langkah kakinya sendiri mau belok kiri, kanan, atau lurus tanpa intervensi dan pengawasan dari pihak lain. Mereka juga ngerasa nggak membebani orang lain untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Nggak heran kalo para jomblo itu begitu bahagia dan ceria menikmati kesendiriannya. Huhuy!

Sementara yang kontra, mereka juga punya alasan yang nggak kalah dahsyatnya. Bagi mereka, menyandang status jomblo seperti kutukan (wuiih syerem bener..). Soalnya hidup tanpa curahan kasih sayang dari lawan jenis ibarat sayur tanpa garam. Garing bin kering kerontang. Apalagi di kalangan remaja yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulannya. Alamat bakal tersisih dari pergaulan dan memanen kata-kata sindiran yang pelan tapi dalem dan bikin kuping panas. Seperti yang dialami tiga cewek jomblo Gwen, Keke, dan Olin dalam film 30 Hari Mencari Cinta yang dituding lesbian cuma karena nggak punya gacoan. Gimana nggak gondok? Nggak ku..ku.. deh!

Makanya bagi kaum antijomblo, nggak punya pasangan bisa bikin depresi. Gejala yang ringan sih mungkin cuma uring-uringan, mimik mupeng ngeliat temennya yang pacaran, atau krisis percaya diri karena tak kunjung laku (emangnya jualan?). Tapi bagi yang sudah akut, gejalanya bisa parah. Karena nggak kuat lagi menahan rasa malu, gunjingan atawa sindiran, orang bisa menarik diri dari pergaulan sosial atawa malah terdampar di Rumah Sakit Jiwa. Bukannya kita nakut-nakutin ya, cuma bikin kamu parno (paranoid) aja. Yee…sama aja atuh!

Kaum yang kontra ini, ada yang sampe mendeklarasikan berdirinya PJI alias Partai Jomblo Indonesia. Mereka memperjuangkan persamaan hak dalam mendapatkan jodoh. Mengingat ada di antara mereka yang terkena dampak buruk dari rolek alias risiko orang jelek. Loyalitas mereka dalam perjuangannya terukir dalam semboyannya yang menggugah semangat. “Jomblo itu pedih, Jendral…!” Walah!

Mending jomblo daripada maksiat

Sobat muda muslim, kian hari opini media yang memojokkan para jomblo kian tak terkendali. Remaja makin diarahkan untuk berani mengekspresikan rasa suka kepada lawan jenis dengan berpacaran. Tayangan-tayangan ghibahtaintment yang berseliweran tiap hari di layar kaca, bikin permasalahan cinta menjadi masalah utama dalam hidup manusia. Kedekatan seorang selebritis dengan lawan jenis dikupas habis dengan bumbu sana-sini biar layak jual. Aksi “penembakan” yang dilakukan remaja diabadikan dalam “Katakan Cinta”. Perselingkuhan di antara mereka pun sampe melibatkan detektif H2C atau dengan pembuktian Playboy Kabel .

Parahnya, remaja mengkonsumsi semua tayangan di atas setiap minggu. Cinta… cinta….dan cinta….. Tiada hari tanpa obrolan cinta. Otomatis secara psikologi ada beban tersendiri dalam perkembangan jiwa mereka. Malu bin nggak pede dalam kesendiriannya. Merasa terasingkan ketika kebanyakan temen-temennya udah punya gebetan meski usia baru belasan. Pengaruh media membuat murid-murid SMP pun udah Saatnya Mencari Pacar . Berabe euy!

Maaf, bukannya kita mau melestarikan status jomblo. Bukannya mau ngelarang temen-temen jomblo untuk nyari pasangan. Bukan juga mengajak para jomblo untuk tabbatul (membujang). Tapi kalo upaya pelepasan predikat jomblo selalu berujung pada aktivitas pacaran, mendingan tetep istiqomah menyandang status jomblo. Seperti pepatah bilang, biar jomblo asal selamat dari aktivitas maksiat. Setuju?

High Quality Jomblo= JI

Sobat muda muslim, istiqomah dengan predikat jomblo bukanlah sebuah aib yang kudu disesali. Karena derajat manusia di hadapan Allah tidak dinilai berdasarkan predikat ini. Itu berarti kaum jomblo punya peluang yang sama besar dengan para alumninya yang udah merit untuk dapetin pahala Allah yang berlimpah. Jadilah High Quality Jomblo (HQJ) di hadapan Allah. Caranya?

Pertama , HQJ nggak semata dinilai dari penampilan fisik seperti yang disyaratkan dalam “Katakan Cinta”. Tapi dinilai dari keterikatannya dengan aturan Allah. Ini berlaku untuk setiap perbuatan dia. Dari bangun tidur sampe tidur lagi. Sehingga melahirkan sikap akhlakul kariimah . Dengan tetangga sebelah rumah akur. Nggak sungkan ngasih pertolongan sesuai kemampuannya. Anti sikap individualis bin egois. Santun dalam bertutur kata dan menyampaikan pendapat. Bersikap tegas tanpa harus bertindak keras. Atau terbuka untuk menerima perbedaan pendapat.

Kedua , seorang HQJ nggak dosa punya tampang menawan hati. Itu kan anugerah dari Allah, ya kudu disyukuri. Tapi bakal dosa kalo anugerah itu dipake tebar pesona sana-sini. Apalagi sampai diobral. Emangnya produk sisa ekspor? Nggak lha yauw!

Ketiga , seorang HQJ juga pandai memanfaatkan masa kesendiriannya. Waktu, pikiran, tenaga, dan isi dompetnya nggak dihabisin buat ngurusin cinta yang nggak sehat. Tapi dioptimalisasi untuk mengekspresikan cinta kepada Allah dan RasulNya. Kegigihannya dalam menuntut ilmu semata-mata demi kemaslahatan umat. Ngasih porsi yang lebih besar dari waktu yang dimilikinya untuk terjun ke dunia dakwah.

Itu sebabnya, doi aktif ngaji, getol dakwah, sopan, dan taat syariat. Malah ada juga lho di antara mereka yang prestasi akademisnya berbanding lurus dengan kecintaannya terhadap perjuangan menegakkan Islam. Karena doi yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuknya (ajal. jodoh, rejeki, kebaikan dsb). Rasul saw. bersabda: “Tidak layak seseorang, ketika menyaksikan suatu tempat di dalamnya ada kebenaran, kecuali dia akan mengatakannya. Sesungguhnya sekali-kali hal itu tidak akan pernah memajukan ajalnya dan tidak akan mencegah apa yang telah menjadi rezeki baginya” ( HR al-Baihaqi )

Nah sobat, tiap orang pantas dan pasti menjadi HQJ seperti di atas (kecuali yang udah merit kali ya). Jangan minder meski tampang kita pas-pasan. Kuncinya cuma satu, ridho ngikutin aturan Allah yang original dalam keseharian kita. Bukan aturan bajakan yang doyan kompromi ama sekulerisme dan anak cucunya. Sebab cuma buat yang original Allah bakal ngasih garansi. Nggak cuma seumur hidup, tapi dunia akhirat. Di akhirat kita selamat, di dunia kita bisa jadi anggota JI.

Hah?! JI?! Sst…jangan bilang-bilang polisi ya. Entar didatengin pasukan antiteror 88 lagi. JI di sini artinya Jomblo Idaman yang bisa menjelma jadi CIA (Cowok Incaran Akhwat) atau FBI (Female Bidikan Ikhwan). Masa’ nggak kepengen sih?

Mengakhiri masa jomblo

Sobat muda muslim, meski telah menjadi anggota JI, semoga kamu nggak puas dengan predikat itu. Apalagi sampe mengikrarkan diri untuk menjadi jomblo abadi binti sejati. Jangan deh. Gimanapun juga, Rasul mensunnahkan kita yang sudah mampu untuk mengakhiri masa jomblo. Dengan menikah, kita turut menambah barisan perjuangan Islam dan kaum Muslimin. Bagi ikhwan, jangan lewatkan peluang menjadi suami dan seorang ayah. Betapa nikmatnya memikul tanggung jawab. Terlahir suatu kekuatan yang mampu menggali potensi untuk menafkahi keluarga. Dan bagi akhwat, rasakan asyiknya menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga, menjadi madrasah buat jundullah tercinta, atau mendampingi suami meraih ridho ilahi. Bener lho!

Makanya kudu tetep semangat. Meski usia sudah masuk kepala tiga atau masih berstatus mahasiswa. Percaya deh, Allah pasti akan menunjukkan jalan bagi hambaNya yang hendak menikah demi menjaga kehormatannya. Kuncinya sabar dan tawakkal.

Sabar tatkala kendala menghadang di tengah perjalanan kita. Misalnya calon mertua belon bisa menerima kita. Itu cuma butuh introspeksi dan usaha gigih untuk melumerkan diding esnya. Sama halnya dengan kesiapan materi yang selalu menjadi momok di kalangan ikhwan sebelum naik ke pelaminan. Yang perlu dilakukan hanya menentukan batas waktu yang jelas untuk memotivasi usaha persiapan materi. Bisa usia, tanggal, bulan, atau tahun. Jangan menggantungkan kesiapan diri kita pada materi. Karena materi nggak akan pernah membuat kita siap. Betul?

Sobat muda muslim, perlu dicatet ya, kalo perlu pake stabilo merah menyala, kita di sini tidak bermaksud manas-manasin para jomblo untuk segera melepaskan statusnya. Kita cuma ngomporin doang kok. Hehehe…nggak ding, kita cuma mau ngasih informasi yang lengkap seputar pro kontra status jomblo dalam kacamata Islam. Ehm, moga paham.

Kita udah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. Kalo masih betah dengan status jomblo, jadilah High Quality Jomblo . Kalo nggak tahan ama sundutan untuk merit, ikhlaskan niat untuk meraih pernikahan berkah. Intinya, mari kita sama-sama berusaha agar keseharian kita tak lepas dari keterikatan dengan aturan Allah. Jomblo atau mantan jomblo, ya nggak masalah. Betul? Betuuuul! [hafidz]

Sumber : www.dudung.net

Berhubung dalam comment di beberapa artikel dan di shoutbox ada sahabat yg menanyakan tentang pacaran dalam islam maka berikut saya carikan artikel kemudian saya posting kembali di sini dengan menyertakan sumber artikelnya. Semoga bermanfaat…

1. Hukum pacaran itu bagaimana sih? ….
2. Saya ingin tanya tentang pergaulan antara pria dan wanita menurut syariat islam! dan bagaimana hukumnya apabila tidak berpacaran namun bergaul dengan pria lain dan pria itu timbul perasaan terhadap kita walaupun kita tidak ingin dikatakan berpacaran dengan pria itu walaupun wanitanya lama-lama juga timbul perasaan tertarik pada pria tersebut? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya! …
3. Saya muslimah ingin menyakan tentang hukum pacaran saya pernah dengar katanya pacaran itu haram lalu bagi cowok untuk mengetahui sifat/karakter pujaannya bisa mengirim saudaranya untuk mengetahui nya(mohon koreksinya), lalu bagaimana dengan cewek? apakah juga perlu mengirimkan saudaranya untuk mengetahui sifat cowok pujaanya? …

Jawaban:

Dalam Islam, hubungan antara pria dan wanita dibagi menjadi dua, yaitu hubungan mahram dan hubungan nonmahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri paman, dan semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas.

Uturan untuk mahram sudah jelas, yaitu seorang laki-laki boleh berkhalwat (berdua-duaan) dengan mahramnya, semisal bapak dengan putrinya, kakak laki-laki dengan adiknya yang perempuan, dan seterusnya. Demikian pula, dibolehkan bagi mahramnya untuk tidak berhijab di mana seorang laki-laki boleh melihat langsung perempuan yang terhitung mahramnya tanpa hijab ataupun tanpa jilbab (tetapi bukan auratnya), semisal bapak melihat rambut putrinya, atau seorang kakak laki-laki melihat wajah adiknya yang perempuan. Aturan yang lain yaitu perempuan boleh berpergian jauh/safar lebih dari tiga hari jika ditemani oleh laki-laki yang terhitung mahramnya, misalnya kakak laki-laki mengantar adiknya yang perempuan tour keliling dunia. Aturan yang lain bahwa seorang laki-laki boleh menjadi wali bagi perempuan yang terhitung mahramnya, semisal seorang laki-laki yang menjadi wali bagi bibinya dalam pernikahan.

Hubungan yang kedua adalah hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya. Ada pula aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram, maka seorang perempuan harus didampingi oleh mahram aslinya. Misalnya, seorang siswi SMU yang ingin berbicara dengan temannya yang laki-laki harus ditemani oleh bapaknya atau kakaknya. Dengan demikian, hubungan nonmahram yang melanggar aturan di atas adalah haram dalam Islam. Perhatikan dan renungkanlah uraian berikut ini.

Firman Allah SWT yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32).

“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’.”
(An-Nur: 30–31).

Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.

Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah pandanganmu itu!” (HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).

“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Al-Hakim meriwayatkan, “Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya.”

Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan.

Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.”

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”

Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-Wa’ifdz bahwa dia berkata, “Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa’idz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, ‘Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda?’ Dia menjawab, ‘Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, ‘Wahai Habib?’ Aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.’ Allah berfirman, ‘Lewatlah Kamu di atas neraka.’ Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata, ‘Aduh (karena sakitnya).’ Maka. Dia memanggilku, ‘Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka).”

Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.

“Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, ‘Apa ini?’ Kedua orang itu berkata, ‘Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan zina.” (Isi hadis tersebut kami ringkas redaksinya. Hadis di ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a. dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhotbah, “Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.”

‘Atha’ al-Khurasaniy berkata, “Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling bisuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya.”

Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka, “Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Sya’nuhu?” Mereka berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji di sisi Allah.” Ali r.a. berkata, “Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada kalian sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa Taala, yaitu seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan demikian, dia telah menjadi pezina dan merusak istri seorang lelaki muslim.” Kemudian, Ali r.a. berkata lagi, “Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia sebuah aroma bisuk pada hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang yang buruk merasa tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di setiap manusia, sehingga ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan suaranya kepada semua manusia, “Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah menyiksa penciuman kalian?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang paling mengherankan, bau tersebut sampai kepada masing-masing orang dari kita.” Lantas suara itu kembali terdengar, “Sesungguhnya itu adalah aroma alat kelamin para pezina yang menghadap Allah dengan membawa dosa zina dan belum sempat bertobat dari dosa tersebut.”

Bukankah banyak kejadian orang-orang yang berpacaran dan bercinta-cinta dengan orang yang telah berkeluarga? Jadi, pacaran tidak hanya mereka yang masih bujangan dan gadis, tetapi dari uisa akil balig hingga kakek nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang umum kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja.

Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan nonmahram. Dalam Islam hubungan nonmahram ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan.

“Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami).

Selain dua hal tersebut di atas, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan laki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka atau bahkan cinta. Anda bahkan diperbolehkan suka kepada laki-laki yang bukan mahram, tetapi Anda diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan nonmahram tanpa mematuhi aturan di atas. Maka, hubungan atau jenis pergaulan yang Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda adalah haram. Kalau masih ingin juga, Anda harus ditemani kakak laki-laki ataupun mahram laki-laki Anda dan Anda harus berhijab dan berjilbab agar memenuhi aturan yang telah ditetapkan Islam.

Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita, amin.

Adapun pertanyaan berikutnya kami jawab bahwa cara mengetahui sifat calon pasangan adalah bisa tanya secara langsung dengan memakai pendamping (penengah) yang mahram. Atau, bisa melalui perantara, baik itu dari keluarga atau saudara kita sendiri ataupun dari orang lain yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi kedua belah pihak. Kemudian, bagi seorang laki-laki yang menyukai wanita yang hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan pernikahan, maka baginya diizinkan untuk melihat calon pasangannya untuk memantapkan hatinya dan agar tidak kecewa di kemudian hari.

“Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.” (HR Abu Daud).

Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan sebagai persiapan seorang muslim apabila hendak melangsungkan pernikahan.
1. Memilih calon pasangan yang tepat.
2. Diproses melalui musyawarah dengan orang tua.
3. Melakukan salat istikharah.
4. Mempersiapkan nafkah lahir dan batin.
5. Mempelajari petunjuk agama tentang pernikahan.
6. Membaca sirah nabawiyah, khususnya yang menyangkut rumah tangga Rasulullah saw.
7. Menyelesaikan persyaratan administratif sesui dengan peraturan daerah tempat tinggal.
8. Melakukan khitbah/pinangan.
9. Memperbanyak taqarrub kepada Allah supaya memperoleh kelancaran.
10. Mempersiapkan walimah.

Saturday, May 5, 2007

bulan pernah terbelah?

Bulan Pernah Terbelah ?


Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yabg lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sbuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut smoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:

Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

Thursday, April 26, 2007

agar para jomblo bahagia


Sendiri tidak selamanya harus sedih,
apalagi merana.
Kesendirian yg dilandasi
prinsip agung dan tujuan mulia
bahkan lebih membahagiakan ramai dengan gelimang maksiat



Tau gak ? ternyata
kata jomblo itu sendiri dalam
kamus ilmiah artinya perawan tua. Kata jomblo
sering digunakan untuk orang yang gak punya pacar,
ini adalah salah satu tipu
daya sehingga kita menanggap jomblo itu aib,
sehingga merasa perlu memiliki pacar agar tidak dikatakan jomblo(perawan tua).



Status jomblo ternyata
membahagiakan!apa yg mesti kita
lakukan agar kita lebih bahagia daripada
orang yang berpacaran?



Ikhlas artinya status kejomblowan itu
bukan karena tidak laku atau
belum punya kesempatan.
Kebahagian bias kita raih dengan status tanpa pacaran bila
diniatkan ikhlas karena ALLAH.
“aku gak mau pacaran karena ingin mencari ridha Allah.
Allah tidak akan ridho dan akan murka apabila aku bersayang-sayang dengan orang
yg belum resmi jadi pasangan suami isteri. Niatan seperti ini akan berubah
pahala dan kebahagian bagi diri kita. Karena hal tersebut adalah amal shalih,
dalam bentuk meninggalkan kemaksiatan karena Allah. Allah menjanjikan
kebahagian buat orang yg beramal shalih.



Merubah komunitas atau memperbaikinya. Tak dapat diungkiri, sekeliling kita telah tercemar oleh
pergaulan yg gak islami, alias pergaulan yg menghasut kita untuk melakukan
pacara, tanpa merubah komunitas tersebut, maka akan menyebabkan kita menjadi
bulan-bulanan mereka, atau dikompori untuk melakukan hal yg sama, hal ini
pernah saya alami. Gak penting yach....!, kembali lagi.....dalam komunitas tsb
kejombloan adalah suatu aib. Mayoritas mereka sudah punya pacar. Bahkan
seringkali bersayang-sayangan didalam kelas atau dihadapan orang banyak, ”Naudzubillah”inilah yg dinamakan maksiat
terang-terangan.



Patahkan dulu argumen keliru. Seringkali pacaran dipoles dengan argumen-argumen memukau
yg menggambarkan kebahagian berpacaran. Yg membuat orang yg gak punya pacar
bersedih hati. Kacianttttttttttt.........tapi sebenarnya argumen itu salah
dan Cuma tipu daya, berikut akan dijelaskan!



1. pacaran
bikin prestasi belajar lebih menonjol.
Benar gak sich? Ternyata sama sekali gak! Kenyataan membuktikan sebaliknya, justru
dengan berpacaran akan membuat prestasi belajar kita berantakan. Coba saja
lihat di SMA 15 ini, adakah orang yg berpacaran prestasinya ok?apakah mereka
berprestasi karena dorongan dari sang pacar? Jawabannya tentu tidak. Kalaupun
ada berpacaran kemudian prestasinya menonjol tentu jumlahnya hanya sedikit
dibandingkan yg prestasinya hancur berantakan. Sama saja dengan khamr atau ballo, manfaatnya memang ada namun
kejelekannya lebih banyak dibandingkan manfaatnya. Sahabatku...... yg benar
adalah pacaran biang keladi prestasi
hancur.
Mereka yg berpacaran sudah tentu lebih senang berduan dengan
pacarnya dibandingkan belajar. Karena memang nafsulah yg berbicara. Setuju gak??????



2.
berpacaran membuat hati fresh.
Ah…yg bener….?hubungan pacaran gak semulus jalan tol, yg
isinya indah melulu. Bahkan yg terjadi sering sebaliknya, hubungan pacaran yg
romantis berujung dgn hubungan penuh masalah, pertengkaran dan pemborosan.
betul gak?, gimana lagi, karena memang ada perbedaan karekter, latarbelakang
dan kebutuhan. Sementara pacaran sendiri tak punya tali pengikat yg agung
sebagaimana pernikahan. Ingat kondisi ketengan hanya bisa diraih dgn
pernikahan. nikah ridho Allah sedangkan pacaran murka Allah makanya gak mampu
membuat
fresh.
Sebaliknya pertengkaran yg sering berlangsung dalam pacaran menyebabkan
terkurasnya energi dan emosi. Lebih sering membuat stress daripada fresh, iya
gak?



Nah,
sobat..... patahkanlah argumen-argumen sesat tadi tentang pacaran itu indah,
sehinga kita yakin jomblo itu adalah kebahagian yg bersar. Inilah beberapa
sikap para jomblo agar selalu bahagia. Masih banyak lagi nich artikel tentang
cinta dalam islam, makanya tetap setia baca mading remas
key....................!!!

Friday, March 30, 2007

seni menata hati dalam bergaul

Seni Menata Hati dalam Bergaul
K.H. Abdullah Gymnastiar


--------------------------------------------------------------------------------

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu

Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)

Hindari penghinaan
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

Hindari ikut campur urusan pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.

Hindari memotong pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.

Hindari membandingkan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

Hindari merusak kebahagiannya
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

Jangan mengungkit masa lalu
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak bermusuhan.

Jangan mengambil haknya
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.

Hati-hati engan kemarahan
Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkankata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.

Jangan menertawakannya
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. Aku menyenangkan bagimu

Wajah yang selalu cerah ceria
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).

Senyum tulus
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

Kata-kata yang santun dan lembut
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

Senang menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.

Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan
Rsulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

Senangkan perasaannya
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

Penampilan yang menyenangkan
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.

Maafkan kesalahannya
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu

Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.

Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.

Saling berkirim hadiah
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.

Tolong dengan apapun
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.

Sumbangan ilmu dan pengalaman
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.

Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah Swt.

Friday, March 23, 2007

semesta bertasbih (II)

Saturday, March 17, 2007

muslim yang taat dan muslim yang kurang taat

Seorang muslim yang taat, akan selalu menginstospeksi dirinya, meningkatkan amal ibadahnya setiap hari, secara berkesinambungan. Ia selalu berfikir amal apa yang kurang ia perhatikan? dan dosa apa yang harus ditinggalkan secepatnya? Ia selalu mengingat kematian dan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian itu. Ia selalu berdzikir dan berdoa. Ia ingin hidupnya bahagia dan mulia dengan kebaikan. Ia ingin hidupnya bermanfaat untuk orang banyak. Ia senantiasa berorentasi pada ridha rahmat, berkah magfirah dan taufiq Allah swt. Ia berjuang mengamalkan amanah Allah swt.
Katakanlah : ”sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikina itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. QS Al-An’am : 162-163

Itulah gambaran singkat karakter kepribadian orang-orang muslim yang taat. Sebaliknya ada juga pribadi muslim yang kurang taat dan kurang menghayati keislamannnya. Ia tidak berfikir tentang peningkatan amal ibadahnya. Ia kurang termotisivasi untuk menambah amal salehnya. Ia terbiasa menyia-nyiakan waktu dan kesempatannya untuk beribadah dan berbuat baik. Ia tidak merasa butuh untuk merenungkan dosa dan kesalahnya. Ia kurang mengingat mati. Ia telah merasa cukup dengan ibadah-ibadahnya yang telah lalu. Ia merasa amal ibadahnya telah memungkinkannya untuk masuk surga. Ia menikmati dosa. Ia pecinta dosa. Ia banyak lalai. Ia kurang berzikir, ia kurang berdo’a dan kurang mengamalkan sunnah baik itu shlat sunnah, puasa sunnah, berinfak dan sedikit bersedakah. Itulah potret sederhana mukmin yang kurang taat.

Mengapa ada muslim yang kurang taat? Salah satu jawabannya adalah karena ia belum memahami tujuan hidupnya yang sebenarnya yaitu untuk mengabdi kepada Allah.
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepada-Ku” QS. Adz-Dzariyat : 56
Ibadah kepada Allah swt. Semata bertujuan untuk mendapatkan rahmat dan ridho-Nya. Seorang muslim yang kurang taat, sesungguhnya belum mengetahui betul peranan kasih sayang Allah dalam kehifupan kesehariannya, peranan bantuan Allah dalam setiap aktivitas hidup kita. Dengan ampunan dari Allah, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan kemuliaan yang hakiki. Seorang muslim yang kurang taat, pemikirannya cenderung kepada materi, pragmatis dan duniawi saja. Inilah yang menjadi sebab mengapa ia tidak takut dengan dosa, ia senang dengan dosa, malahan ia menikmati dosa itu. Tidak ada rasa penyesalannya, ketika ia berbuat dosa, tidak mengherankan jika ia malas ke masjid. Tidak mengherankan jika ia malas membaca Al-Qur’an. Tidak mengherankan jika ia rutin tidur ketika mendengar khotbah. Bahkan mereka bangga dengan itu semua. Mengapa? Karena motivasinya rendah. Keyakinannya lemah. Ia kurang percaya kalau ketaatan dan kematuhan itu memberi pengaruh positif yang besar dalam kehidupannya. Dia kurang yakin kalau membaca Al-Qur’an akan membuatnya bahagia. Padahal dengan membaca Al-Qur’an, Allah akan memberikan berbagai macam kemudahan dalam hidup kita. muslim yang kurang taat juga memiliki sifat malas ke masjid, malas kepengajian, tidak mau bergaul dengan orang-orang shaleh. Karena itu, dia kurang senang dengan pembicaraan tentang islam, tentang kematian, tentang taubat. ia berpendapat bahwa mengamalkan ajaran islam biasa-biasa sajalah. Tidak perlu dipaksa-pakasa. Tidak perlu extriem. Orang yang ke masjid dikatakan berlebihan. Orang yang membaca Al-Qur’an dikatakan terlalu alim. Orang yang pergi kepengajian dikatakan sebagai pengangguran, tak punya pekerjaan. Yang jelas, inti dari hidup mereka yang kurang taat adalah uang, harta, rumah, pangkat, jabatan, popularitas, pujian, bersenang-senang, hura-hura, dan foya-foya. Itulah gambaran para umat muslim kita saat ini, bagaimana menyikapinya? Apakah kita termaksud muslim yang taat? Ataukah kita termaksud muslim yang kurang taat ? lihatlah diri kita sendiri. Jadi bagaimana mengatasinya??????? Apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki kepribadian kita, agar sesuai dengan ajaran Allah dan tuntunan Rasulullah saw???????? Tunggu artikel selanjutnya

Friday, March 16, 2007

lihatlah! apa lagi yang diragukan dalam islam



subhanallah!!!!!!!!!! Allahu Akbar

bila aku jatuh cinta

Artikel Islami
10 Februari 2002 - 15:41
Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !


by dududng.net

mengapa Allah turunkan azab?

Lagi-lagi Allah turunkan azab untuk bangsa Indonesia. Kali ini, azab tsunami tersebut melanda di pesisir pantai Selatan Jawa dan Jabar, serta gempa bumi cukup besar di Banten (Pandeglang), pada tanggal 17 dan 19 Juli 2006.

Gempa dan tsunami yang melanda daerah itu cukup mengejutkan kita.Sungguh tragis! itulah komentar kami, sebab azab Allah di DIY belum selesai ditanggulangi oleh pemerintah, begitu pula kehancuran Aceh, Nias, Sulsel yang dilanda longsor di beberapa kabupaten, Kalsel yang dilanda banjir serta lahar panas di Jatim dan sejumlah bencana lainnya.

Azab Allah melanda terus menerus untuk bangsa ini. Kenapa dan apa sebabnya hal itu terjadi? Sebab, pemimpin bangsa ini tak tahu diri dan tak bersyukur kepada Allah. Saat pencalonan Presiden dan Wapres pada pemilu lalu, mereka berbondong-bondong ke Mekkah (untuk umroh) dan meminta serta mengemis/mengiba kepada Allah di hadapan Kabah. Tapi, sungguh naïf setelah terpilih dan jadi penguasa, mereka malah ‘’menyembah’’ berhala ideologi buatan orang. Ternyata, ideologi Pancasila yang digali dari ideologi San Min Chu I—karangan Dr. Sun Yat Sen itu tidak bermanfaat, tak membawa berkah dan rahmat buat bangsa ini. Malah, bangsa ini diazab terus menerus oleh Allah, akibat penguasa bangsa ini enggan menerapkan konsep Al-Qur’an dan Syariat-NYA.

Selain azab Allah yang keras dan diperkirakan akan terus melanda bangsa ini, ternyata rakyat Indonesia menderita sederet persoalan antara lain, kemiskinan, kemelaratan, korupsi merajalela, busung lapar, pengangguran, demam berdarah, suap menyuap, dll.

Sungguh memprihatinkan terjadinya gempa bumi dan tsunami di wilayah ini yang diakibatkan oleh ulah pemimpin negeri ini yang tak bersyukur kepada Allah yang Maha Berkuasa. Alangkah bodohnya mereka hanya mengamalkan ideologi buatan orang, sementara itu Al-Quran dikesempingkan. Akhirnya, Allah murka luar biasa kepada mereka. OIeh sebab itu, seakan-akan bangsa ini sebagai bangsa yang terkutup seperti kaum Aad (umat Nabi Huud) yang dibinasakan Allah dalam sekejap saja. Padahal, kala itu umat Nabi Huud maju sekali dan punya gedung-gedung tinggi seperti di kota besar di Jakarta.

Untuk direnungi oleh kita semua, marilah kita renungi penyebab bencana DIY dan bencana tsunami di pesisir Pantai Jawa dan Jabar. Semua itu, selain ada kegiatan musyrik, ternyata di wilayah itu maksiat merajalela luar biasa. Perzinah, pelacuran, perjudian bukan main marak di daerah tersebut. Akibat merajalela maksiat, Allah murka kepada mereka.



PRAKTEK-PRAKTEK musyrik (menyekutukan Allah) sudah berlangsung ratusan tahun di wilayah Yogyakarta, terutama di pesisir pantai Ngerenehan—dekat Pantai Parang Tritis, Gunung Kidul, Yogyakarta. Perdukunan dan pelacuran pun demikian marak di daerah ini. Maksiat dan perbuatan musyrik sudah jadi rahasia umum memang demikian merebak di wilayah DIY. Penulis seringkali beroleh keluhan dari seorang warga Yogyakarta, bahwa di daerah tertentu di DIY sudah demikian marak tempat pelacuran. Penguasa setempat pun (bupati) malah melindungi tempat pelacuran itu!

Jauh sebelum kejadian bencana Yogyakarta tersebut, praktek prostitusi sangat marak di sepanjang pantai Selatan Bantul. Maksiat merajalela di sepanjang pantai tersebut yang melibatkan ratusan pekeja seks komersial yang datang dari berbagai daerah lain. Di Pantai Desa Srigading, Kecamatan Sanden, DIY, ternyata banyak menyediakan tempat penginapan yang menjadi salah satu tempat transaksi seks.

Selain itu, praktek musyrik yang kerap dilakukan oleh para nelayan di wilayah Pantai Ngerenehan antara lain, menyiapkan sesaji yang terdiri atas nasi uduk yang dibuat seperti gunung (congcot). Congcot itu dikelilingi buah-buahan segar dan ayam utuh yang sudah dimasak. Para fakir miskin di daerah itu berbondong-bondong melihat tradisi labuhan di pantai tersebut, tapi apa daya air liur mereka harus ditelan saja, karena mereka tak dapat menikmati makanan itu. Lalu, sesaji yang sudah siap itu dibawa ke tengah laut, kemudian dibuang.

Tradisi musyrik yang sudah turun temurun itu biasanya dilakukan pada satu Suro (1 Muharam). Hingga bencana terjadi, Pemda DIY dan penguasa Yogyakarta (sultan) tak pernah melarang acara labuhan itu. Namun, para pelaku musyrik di Pantai Ngerenehan tersebut harus dibayar amat mahal oleh masyarakat sekitar Yogyakarta yang tak ikut acara itu, tapi mereka harus menanggung akibatnya. Anehnya, ulama setempat (MUI Yogyakarta) juga tidak melarang acara musyrik tersebut. Para pelaku musyrik merasa yakin bahwa sesaji yang dibuang ke laut itu untuk ‘’Penguasa Laut Selatan.’’ Ternyata, ritual musyrik tersebut demikian marak juga di seluruh Indonesia, sehingga bencana demi bencana tak dapat dihindari lagi, akibat adanya perbuatan menyekutukan Allah itu.

Karena acara (ritual) musyrik itu tak dilarang dan sering dilakukan oleh sebagian masyarakat jahiliyah di wilayah pesisir pantai, maka gempa bumi dahsyat yang terjadi pada Sabtu (27/5) lalu, ternyata berpusat di sekitar 37 kilometer sebelah selatan Pantai Parang Tritis—tak jauh dari Pantai Ngerenehan. Perbuatan musyrik, jelas-jelas dilarang keras oleh ajaran Islam. Namun ritul labuhan tersebut oleh penguasa setempat dianggap kebudayaan yang harus dilestarikan.

Mereka menganggap tak afdol jika acara mubazir labuhan itu tidak dilakukan pada setiap satu Suro. Padahal, ritual itu merupakan perbuatan musyrik yang sangat dibenci oleh Allah SWT,sehingga menimbulkan murka dari-NYA. Mengapa acara labuhan para nelayan di pantai Ngerenehan dibenci Allah ? Sebab, mereka membuang sesaji ke laut untuk bersyukur kepada penguasa laut Selatan yang berupa jin (iblis) Nyi Loro Kidul. Padahal, alam ini dikuasai oleh Allah SWT. Dialah yang patut disembah dan disyukuri. Rachmat dan rezeki yang diberikan-NYA patut kita syukuri. Dengan demikian, acara labuhan para nelayan dan masyarakat setempat, selain maksiat yang merajalela di DIY, merupakan penyebab utama gempa bumi yang demikian banyak menelan korban jiwa.
by : suara muslim.com

Friday, March 9, 2007

Thursday, March 8, 2007

mmmmmmmmmmm

Saturday, February 24, 2007

Ada Yang Lebih KuCintai Selain Engkau

Kecantikanmu begitu mempesona, sehingga membuatku mengagumimu
tapi Dia dengan segala kecantikan ciptaanNya lebih membuatku terpana

Senyumanmu membawa ketenangan di hati,
tapi senyumanNya melalui bunga-bunga yang indah, sungguh meluluhkan hatiku

Perhatianmu padaku membuatku merasa ada yang mendampingi,
tapi perhatianNya kepada seluruh dunia membuatku lebih merasa aman.

Indahnya menatap wajahmu membuatku selalu rindu,
tapi menatap wajahNya kelak di hari akhir adalah kerinduan terbesarku

wahai bidadari hati,

engkau memang baik padaku,
tapi Dia selalu baik kepadaku juga padamu

cintamu padaku membuatku juga mencintaimu,
tapi kaupun tahu kau dan aku sama-sama mencintaiNya,
karena Dia adalah cinta sejati manusia

biarkan aku belajar cinta sejatiNya terlebih dahulu,
hingga saatnya tiba nanti,
aku tidak salah dalam mencintaimu
aku sudah bisa mencintaimu bukan karenamu, tapi karenaNya

(al-amrie,110206)


Saturday, February 17, 2007

Pengaruh Pergaulan Dalam Perilaku Seseorang

Persahabatan dalam pegaulan mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap seseorang, apakah itu mendatangkan kebaikan atau justru
menjerumuskan kelembah yang hina. Hal
ini, bergantung pada berteman, bergaul
dan berkawan. Apakah dengan orang-orang saleh dan baik-baik ataukah dengan
orang fasik dan jahat. Pengaruh ini tidak nampak secara langsung. Tapi dengan
perlahan-lahan dapat mengubah/mempegaruhi sifat seseorang.


Neraca Untuk menilai Pergaulan

Barang siapa yang ingin mengetahui adakah manfaat yang
diperoleh dari sahabanya, baik itu penambahan iman, agama dan amal ataukah
justru membawanya kepada kemaksiatan/kehancuran. Maka hendaklah dia merenungi
kembali keadaanya sebelum bersahabat/bergaul dengan orang tersebut.

Teman seusia itu
saling mempengaruhi


Kadang kala
menyendiri itu lebih baik daipada berteman

Menyendiri atau berteman?

Berteman dengan
teman yang baik adalah lebih baik dari pada menyendiri. Menyendiri lebih baik
dari pada berteman dengan teman yang jahat. Akan tetapi Berteman dengan teman
yang jahat adalah lebih baik dari pada menyendiri, jika ada misi untuk mempengaruhinya untuk kebaikan

Perumpamaan Teman
Yang Baik dan Teman Yang Buruk.
Perumpamaan teman
yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan
pandai besi. Yang membawa minyak wangi bisa jadi kamu diberinya kewangian dan
mendapat semerbak harum darinya. Sedangkan pandai besi boleh jadi bajumu
terbakar karenanya atau mendapat bau busuk.
Pilihlah Teman Yang Baik

Jauhilah teman Yang Buruk

Jangan terbawa Arus teman yang jahat

Jauhilah teman yang tidak memberi manfaat.

Ceritakan kebaikan teman di belakang

Barang siapa yang mempersiapkan perlengkapan
perang makai ia telah berperang dan barang siapa yang menyebut kebaikan
temannya di belakang maka ia telah berperang. (HR. Bukhori)

Hati-hati Teman Akrab di Dunia Bisa menjadi musuh
di akhirat

Teman-teman akrab pada hari kiamat sebagiannya
menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa
(QS.
Az-Zukhruf 43 : 67)

SEMESTA BERTASBIH



subhanallah............... bahkan awanpun bersalawat kepada Nabi


Thursday, January 25, 2007

Saling mencintailah karena Allah agar bisa mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:“Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku,Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban karena-Ku,dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan karena-Ku.” Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya.Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim). Bahkan Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda:“Di sekeliling ‘Arsy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.” “Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.” tanyailah diri kita masing-masing:
1. sudahkah aku menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sejati dalam hidup ini?
2. Sejauh mana aku mengenal-Nya, asma’ (nama)-Nya, sifat-sifat-Nya, kehendak-Nya, larangan-Nya?
3. Seringkah aku mengingat-Nya, menyebut nama-Nya melalui zikir-zikir yang panjang?
4. Seringkah aku mendekatkan diri kepada-Nya dengan sholat serta ibadah-ibadahlainnya?5. Seringkah aku merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati.
6. Sudahkah aku mengikuti kehendak-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?
7. Apakah aku mencintai seseorang karena-Nya atau karena dorongan nafsuku sendiri?
8. Sejauh mana aku berusaha untuk mengekang hawa nafsuku sendiri?

Pandangan Islam Terhadap Cinta

Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara. Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bias diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan Jalaludin Rumi menggambarkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

Kita tahu bagaimana kecintaan Khadijah ra kepada Rasulullah saw yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan perasaan bahagia demi perjuangan sang kekasih yang menjadikannya mulia. Sebaliknya ada pemudi yang mengorbankan kehormatannya demi untuk menyenangkan sang kekasih yang dia lakukan atas nama cinta. Atau ada remaja yang menghabiskan nyawanya dengan baygon hanya karena cinta. Cinta yang demikian yang membawanya kepada kehinaan.

Lalu, apa sebenarnya makna daripada cinta? Benarkah cinta hanyalah sepenggal kata namun mengandung sejuta makna? Atau pendapat para filosof bahwa makna cinta tergantung siapa yang memandang? Rupanya tepat seperti uangkapan Ibnu Qayyim Al Jauziah tentang cinta, bahwasanya, “Tidak ada batasan tentang cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri.”

Ada pun kata cinta itu sendiri secara bahasa adalah kecenderungan atau
keberpihakan. Bertolak dari sini cinta dapat didefinisikan sebagai sebuah gejolak jiwa dimana hati mempunyai kecenderungan yang kuat terhadap apa yang disenanginya sehingga membuat untuk tetap mengangankannya, menyebut namanya, rela berkorban atasnya dan menerima dengan segenap hati apa adanya dari yang dicintainya serasa kurang sekalipun, dan ia tumpahkan dengan kata-kata dan perbuatan.


Pandangan Islam terhadap Cinta

Cinta dalam pandangan Islam adalah suatu hal yang sakral. Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.

“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).

Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta,karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (misalnya lembaga pernikahan)dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu
pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah
tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah menikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syetan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerusakan pergaulan di masyarakat.

Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta, siapa yang harus didahulukan/diutamakan dan siapa/apa yang harus diakhirkan. Tidak boleh kita menyetarakan semuanya.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)

Menurut Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), yaitu:
1) Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul
‘alamiin.”
“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)
Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu”
atau “Kusebutkan namamu di setiap detak jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” dll selayaknya ditujukan kepada Allah. Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘do’i’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari
Allah (S. 2: 165).
2) Peringkat ke-2; ‘isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah saw.
Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya,mencontohnya, dll, namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali Imran: 31)
3) Peringkat ke-3; syauq yaitu cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, anatar orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
4) Peringkat ke-4; shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah.
5) Peringkat ke-5; ‘ithf (simpati) yang ditujukan kepada sesama manusia.Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, berdakwah, dll.
6) Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta/keinginan kepada selain manusia: harta benda. Namun keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan).
(dinukil dari prayoga.net)

Sunday, January 21, 2007

HUBUNGAN CINTA DAN KEIMANAN DALAM ISLAM

Hubungan Cinta dan Keimanan Dalam Islam
cinta dan keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan laksana dua sayap burung.
Al Ustadz Imam Hasan Al Banna mengatakan bahwa “dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan.” Bagaimana tidak, jikalau iman tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw:
“Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt.” (riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).
Tidak heran ketika ‘Uqbah bin Al Harits telah bercerai dnegan istri yang sangat dicintainya Ummu Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang wanita tua bahwa ia telah menyusukan pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. Allah mengharamkan pernikahan saudara sesusuan. Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya. Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan Abdullah dalam berjihad di jalan Allah dan memerintahkan untuk menceraikan istrinya tsb. Pemuda Abdullah memandang perintah tsb dengan kaca mata iman, sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb demi mempererat kembali cintanya kepada Allah.
Subhanallah, pasangan tsb telah bersatu karena Allah, saling mencinta karena Allah, bahkan telah bercinta karena Allah, namun mereka juga rela berpisah karena Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang ‘berpacaran’ atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah karena Allah, niscaya akan terasa lezat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai ‘si dia’ lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda:
“Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda:
Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai….” (HR Muslim)
Cinta Kepada Allah, Itulah yang Hakiki Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tangah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk ‘taqwa’ berlayarkan ‘iman’ yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu: cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya.
Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda. Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya. Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 hal yang menyebabkan orang mencintai Allah swt:
1. Membaca Al-Qur’an dan memahaminya dengan baik.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat sunat sesudah shalat wajib.
3. Selalu menyebut dan berzikir dalam segala kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.
4. Mengutamakan kehendak Allah di saat berbenturan dengan kehendak hawa nafsu.
5. Menanamkan dalam hati asma’ dan sifat-sifatnya dan memahami makna.
6. Memperhatikan karunia dan kebaikan Allah kepada kita.
7. Menundukkan hati dan diri ke haribaan Allah.
8. Menyendiri bermunajat dan membaca kitab sucinya di waktu malam saat orang lelap tidur.
9. Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang soleh, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka
10.Menjauhkan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kita daripada Allah.

Baru-baru ini kita memasuki tahun baru hijriah 1428, alhumdulillah Allah masih memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri. Dan kesempatan ini harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Kita harus mengoreksi diri, kita harus lebih baik dari pada tahun sebelumnya. Rasulullah saw bersabda “barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka ia orang yang rugi, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin, maka dialah orang yang celaka”maka tidak ada jalan kecuali selalu lebih baik dari pada hari kemarin, itu lah kunci kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Banyak orang yg mengukur kesuksesan itu dari banyaknya harta, banyaknya pangkat, banyaknya gelar, tingginya kedudukan/jabatan dan lain sebagainya dari dunia ini. tetapi kesuksesan abadi atau kesuksesan hakiki adalah apabila seseorang itu dimasukan kedalam surga dan dijauhkan dari api neraka, itulah kesuksesan yang sejati. Kita jangan terlalu cinta dengan dunia, dunia ini fana, hanya semntara, dan pasti semua akan kembali kepadanya. Dunia in adalah fitnah.
1. Dunia itu racun, zuhud itu obatnya.2. Harta itu racun, zakat itu obatnya.3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya.4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obatnya.
Ada yg lucu dari kita ketika kita menonton bola, betapa serunya perpanjangan waktu pertandingan bola favotite kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat memanjangkan bacaanya susah banget baca alquran 1 juz saja tapi novel best seller 100 halamanpun habis dilalap orang berebut paling depan untuk nonton konser musik tapi dalam pengajian orang berebut cari shaft paling belakang agar bisa tidur. Ini kah kita? Sungguh dunia telah melalaikan kita. Oleh karena itu nabi mengajurkan kita untuk mengingat mati dan mempersiapkan. Orang yang paling pintar itu bukan orang yg jara olimpiade matematika sedunia tetapi orang yg paling pintar adalah orang yg selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dan bekalnya itu adalah amal saleh, tetapi ingat ketika kita mengerjakan amal saleh kita harus ikhlas. Karena "Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat dan betapa banyak pula amalan besar menjadi kecil pahalanya karena niat" (Abdullah bin Mubarak) "orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana dia menyembunyikan keburukannya" (Ibnul Qoyim Al Jauziyah) ikhlas terdiri dari enam huruf I K H L dan S yg artinya Ibadah Karena Hati Lebih Allah Sukai. Tetapi itu bukan berarti kita tidak boleh mengejar dunia ada suatu ungkapan “kumpulkanlah harta sebanyak-banyaknya seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan kejarlah akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”. Semua apa yang kita inginkan tak akan tercapai tanpa duit, yaitu Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakkal
para pemuda kita saat ini adalah akan menjadi pemimpin di masa depan. Allah sangat menyukai pemuda yg saleh di bandingakan dengan orang tua yg saleh. Karena para pemuda memiliki lebih banyak cobaan dari pada orang tua. Apa lagi nafsu terhadap sesame jenis. Oleh karena itu para pemuda harus menjaga pandangannya. Karena pandangan adalah salah satu anak panah iblis. Pandangan perta laki-laki untuk permpuan adalah halal tetapi pandangan selanjutnya adalah haram dan menyesatkan.

Friday, January 19, 2007


Aku ini mahluk yg hina yg mencari petunjuk Ilahi,aku ini masih kurang ilmu, adakah seseorang yg akan membantuku? aku tak tahu banyak tentang diriku, aku telah menghirup udara yg ALLAH berikan selama 16 tahun, tetapi selama itu pula maksiat terus mengalir di sepanjang hidupku. Setiap hari setiap jam yang berlalu, setiap, menit bahkan tiap detik, dosa-dosa terus memenuhi catatan keburukanku, Ya Allah tanpa Ampunan-Mu hamba ini orang merugi!!!setiap detik yang berlalu semakin membawa diriku kepada kematian. Aku tahu aku ini masih muda, tapi itu tidak menjamin umurku masih panjang. Aku sadari semua itu, tapi maksiat masih tetap ku janalankan dan ibadah ku sangat sedikit, bahkan aku tak yakin ibdahku yg sedikit itu diterima di sisi-Nya. Tiap saat begitu banyak nikmat yg Allah berikan, tapi nikmatnya itu justru melalaikanku, dan nikmatnnya itu kupergunakan untuk berbuat maksiat!
Ya Allah beri ampunlah hamba…………………beri petunjuklah hamba………….

pacaran dalam islam

Betulkah di dalam Islam ada yang namanya pacaran?

"Pacaran" adalah suatu kata yang tidak asing lagi kita dengar di kalangan remaja. Sebetulnya apa yang disebut dengan "pacaran" itu? Betulkah di dalam Islam ada yang namanya pacaran?
Pacaran diidentifikasikan sebagai suatu tali kasih sayang yang terjalin atas dasar saling menyukai antara lawan jenis. Apabila kita lihat secara sepintas dari definisi diatas mungkin dapat disimpulkan bahwa pacaran itu merupakan suatu yang wajar dilakukan dikalangan remaja. Padahal apabila kita tinjau dari sudut agama Islam, dalam Al-Qur?an dan Al-Hadits ternyata tidak ada satu kalimatpun yang menjelaskan tentang pacaran.
Dalam Islam hanya ada khitbah (tunangan). Tapi khan tidak mungkin kita tunangan tanpa mengenal pribadi calon kita?. Tidak seperti itu, sebelum terjadi khitbah, di dalam Islam dianjurkan untuk berta?aruf (berkenalan) itupun kalau seandainya kita siap untuk nikah. Sebenarnya rugi kalau seandainya pacar kita itu bukan jodoh yang Allah SWT takdirkan untuk kita. Padahal kita sudah berkorban.
Islam sesungguhnya agama kasih sayang, sangat tidak adil jika kita memberikan kasih sayang itu kepada seseorang saja. Padahal umat Islam itu bersaudara, Firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 10, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara". Bagaimana kita bersaudara dalam Islam?
Saling bersilaturahmi, karena dengan bersilaturahmi dapat menumbuhkan rasa kasih sayang.
Saling bertausyiah, karena ketika kita lupa kita diingatkan, dan ketika orang lain lupa kita mengingatkan.
Saling mendo?akan.
Jadi kita harus memberikan kasih sayang kepada seluruh umat Islam di dunia ini, bukan hanya kepada seseorang dan kelompok tertentu saja.
Untuk itu, marilah kita sama-sama untuk menghindari yang namanya pacaran itu. Karena kasih sayang tidak harus diungkapkan kepada seseorang saja, tetapi kepada siapa saja. Apabila kita melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh agama, maka kita akan berdosa. Begitu juga pacaran, apabila kita melakukan apa yang disebut dengan pacaran, maka kita akan berdosa pula. Na?udzubillaahi min dzalik.
Oleh karena itu, hendaklah kita :
Menundukan pandangan.
"Firman Allah dalam QS An-Nuur : 31 mewajibkan kita untuk menundukkan pandangan. Sabda Rasul : "Pandangan itu merupakan salah satu panah iblis."
Jangan berduaan dengan lawan jenis.
"Janganlah kamu pergi berduaan dengan lawan jenismu, sebab yang ketiganya adalah setan."
Memperbanyak shaum sunat
Hal ini dimaksudkan agar kita selalu dapat menjaga pandangan dan menahan hawa nafsu.
Cobalah tiada lain suatu amalan yang dicintai Allah, sesungguhnya Allah akan jauh lebih mencintai kita. Carilah amalan yang disukai Allah, setelah kita tahu bahwa dalam Islam tidak ada yang namanya pacaran, cobalah untuk membatasi diri dalam hal itu. Ingatlah bahwa jangankan berpacaran, mendekatinya saja kita sudah tidak boleh. Firman Allah "Janganlah kamu dekati zina".
Kita tidak bisa menjaga pandangan dari yang tidak halal berarti kita sudah zina mata. Begitupun dengan pendengaran, pembicaraan, hati, bila tidak kita jaga dari perbuatan yang mendekati zina, berarti kita sudah berzina. Na?udzubillaahi min dzalik.
dari mediakita.cjb.net

Tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah SWT

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda: “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary - Muslim)Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :1. Pemimpin yang adilMenjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran, perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau haram. Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,. Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil, Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak. 2.Anak muda yang salehMasa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.3.Orang yang hatinya terikat pada mesjidKalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid” seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.4.Bersahabat karena AllahPoin ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material, namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.5.Mampu menghadapi godaan lawan jenis“Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat. Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki. 6.Ihklas dalam beramal“Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran? Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, “ Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah 2: 271)7.Zikir kepada Allah dengan khusyu“Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.” Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.(Aam Amiruddin, percikan-iman.com)