Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, March 30, 2007

seni menata hati dalam bergaul

Seni Menata Hati dalam Bergaul
K.H. Abdullah Gymnastiar


--------------------------------------------------------------------------------

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu

Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)

Hindari penghinaan
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

Hindari ikut campur urusan pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.

Hindari memotong pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.

Hindari membandingkan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

Hindari merusak kebahagiannya
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

Jangan mengungkit masa lalu
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak bermusuhan.

Jangan mengambil haknya
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.

Hati-hati engan kemarahan
Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkankata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.

Jangan menertawakannya
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. Aku menyenangkan bagimu

Wajah yang selalu cerah ceria
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).

Senyum tulus
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

Kata-kata yang santun dan lembut
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

Senang menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.

Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan
Rsulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

Senangkan perasaannya
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

Penampilan yang menyenangkan
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.

Maafkan kesalahannya
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu

Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.

Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.

Saling berkirim hadiah
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.

Tolong dengan apapun
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.

Sumbangan ilmu dan pengalaman
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.

Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah Swt.

Friday, March 23, 2007

semesta bertasbih (II)

Saturday, March 17, 2007

muslim yang taat dan muslim yang kurang taat

Seorang muslim yang taat, akan selalu menginstospeksi dirinya, meningkatkan amal ibadahnya setiap hari, secara berkesinambungan. Ia selalu berfikir amal apa yang kurang ia perhatikan? dan dosa apa yang harus ditinggalkan secepatnya? Ia selalu mengingat kematian dan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian itu. Ia selalu berdzikir dan berdoa. Ia ingin hidupnya bahagia dan mulia dengan kebaikan. Ia ingin hidupnya bermanfaat untuk orang banyak. Ia senantiasa berorentasi pada ridha rahmat, berkah magfirah dan taufiq Allah swt. Ia berjuang mengamalkan amanah Allah swt.
Katakanlah : ”sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikina itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. QS Al-An’am : 162-163

Itulah gambaran singkat karakter kepribadian orang-orang muslim yang taat. Sebaliknya ada juga pribadi muslim yang kurang taat dan kurang menghayati keislamannnya. Ia tidak berfikir tentang peningkatan amal ibadahnya. Ia kurang termotisivasi untuk menambah amal salehnya. Ia terbiasa menyia-nyiakan waktu dan kesempatannya untuk beribadah dan berbuat baik. Ia tidak merasa butuh untuk merenungkan dosa dan kesalahnya. Ia kurang mengingat mati. Ia telah merasa cukup dengan ibadah-ibadahnya yang telah lalu. Ia merasa amal ibadahnya telah memungkinkannya untuk masuk surga. Ia menikmati dosa. Ia pecinta dosa. Ia banyak lalai. Ia kurang berzikir, ia kurang berdo’a dan kurang mengamalkan sunnah baik itu shlat sunnah, puasa sunnah, berinfak dan sedikit bersedakah. Itulah potret sederhana mukmin yang kurang taat.

Mengapa ada muslim yang kurang taat? Salah satu jawabannya adalah karena ia belum memahami tujuan hidupnya yang sebenarnya yaitu untuk mengabdi kepada Allah.
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepada-Ku” QS. Adz-Dzariyat : 56
Ibadah kepada Allah swt. Semata bertujuan untuk mendapatkan rahmat dan ridho-Nya. Seorang muslim yang kurang taat, sesungguhnya belum mengetahui betul peranan kasih sayang Allah dalam kehifupan kesehariannya, peranan bantuan Allah dalam setiap aktivitas hidup kita. Dengan ampunan dari Allah, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan kemuliaan yang hakiki. Seorang muslim yang kurang taat, pemikirannya cenderung kepada materi, pragmatis dan duniawi saja. Inilah yang menjadi sebab mengapa ia tidak takut dengan dosa, ia senang dengan dosa, malahan ia menikmati dosa itu. Tidak ada rasa penyesalannya, ketika ia berbuat dosa, tidak mengherankan jika ia malas ke masjid. Tidak mengherankan jika ia malas membaca Al-Qur’an. Tidak mengherankan jika ia rutin tidur ketika mendengar khotbah. Bahkan mereka bangga dengan itu semua. Mengapa? Karena motivasinya rendah. Keyakinannya lemah. Ia kurang percaya kalau ketaatan dan kematuhan itu memberi pengaruh positif yang besar dalam kehidupannya. Dia kurang yakin kalau membaca Al-Qur’an akan membuatnya bahagia. Padahal dengan membaca Al-Qur’an, Allah akan memberikan berbagai macam kemudahan dalam hidup kita. muslim yang kurang taat juga memiliki sifat malas ke masjid, malas kepengajian, tidak mau bergaul dengan orang-orang shaleh. Karena itu, dia kurang senang dengan pembicaraan tentang islam, tentang kematian, tentang taubat. ia berpendapat bahwa mengamalkan ajaran islam biasa-biasa sajalah. Tidak perlu dipaksa-pakasa. Tidak perlu extriem. Orang yang ke masjid dikatakan berlebihan. Orang yang membaca Al-Qur’an dikatakan terlalu alim. Orang yang pergi kepengajian dikatakan sebagai pengangguran, tak punya pekerjaan. Yang jelas, inti dari hidup mereka yang kurang taat adalah uang, harta, rumah, pangkat, jabatan, popularitas, pujian, bersenang-senang, hura-hura, dan foya-foya. Itulah gambaran para umat muslim kita saat ini, bagaimana menyikapinya? Apakah kita termaksud muslim yang taat? Ataukah kita termaksud muslim yang kurang taat ? lihatlah diri kita sendiri. Jadi bagaimana mengatasinya??????? Apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki kepribadian kita, agar sesuai dengan ajaran Allah dan tuntunan Rasulullah saw???????? Tunggu artikel selanjutnya

Friday, March 16, 2007

lihatlah! apa lagi yang diragukan dalam islam



subhanallah!!!!!!!!!! Allahu Akbar

bila aku jatuh cinta

Artikel Islami
10 Februari 2002 - 15:41
Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !


by dududng.net

mengapa Allah turunkan azab?

Lagi-lagi Allah turunkan azab untuk bangsa Indonesia. Kali ini, azab tsunami tersebut melanda di pesisir pantai Selatan Jawa dan Jabar, serta gempa bumi cukup besar di Banten (Pandeglang), pada tanggal 17 dan 19 Juli 2006.

Gempa dan tsunami yang melanda daerah itu cukup mengejutkan kita.Sungguh tragis! itulah komentar kami, sebab azab Allah di DIY belum selesai ditanggulangi oleh pemerintah, begitu pula kehancuran Aceh, Nias, Sulsel yang dilanda longsor di beberapa kabupaten, Kalsel yang dilanda banjir serta lahar panas di Jatim dan sejumlah bencana lainnya.

Azab Allah melanda terus menerus untuk bangsa ini. Kenapa dan apa sebabnya hal itu terjadi? Sebab, pemimpin bangsa ini tak tahu diri dan tak bersyukur kepada Allah. Saat pencalonan Presiden dan Wapres pada pemilu lalu, mereka berbondong-bondong ke Mekkah (untuk umroh) dan meminta serta mengemis/mengiba kepada Allah di hadapan Kabah. Tapi, sungguh naïf setelah terpilih dan jadi penguasa, mereka malah ‘’menyembah’’ berhala ideologi buatan orang. Ternyata, ideologi Pancasila yang digali dari ideologi San Min Chu I—karangan Dr. Sun Yat Sen itu tidak bermanfaat, tak membawa berkah dan rahmat buat bangsa ini. Malah, bangsa ini diazab terus menerus oleh Allah, akibat penguasa bangsa ini enggan menerapkan konsep Al-Qur’an dan Syariat-NYA.

Selain azab Allah yang keras dan diperkirakan akan terus melanda bangsa ini, ternyata rakyat Indonesia menderita sederet persoalan antara lain, kemiskinan, kemelaratan, korupsi merajalela, busung lapar, pengangguran, demam berdarah, suap menyuap, dll.

Sungguh memprihatinkan terjadinya gempa bumi dan tsunami di wilayah ini yang diakibatkan oleh ulah pemimpin negeri ini yang tak bersyukur kepada Allah yang Maha Berkuasa. Alangkah bodohnya mereka hanya mengamalkan ideologi buatan orang, sementara itu Al-Quran dikesempingkan. Akhirnya, Allah murka luar biasa kepada mereka. OIeh sebab itu, seakan-akan bangsa ini sebagai bangsa yang terkutup seperti kaum Aad (umat Nabi Huud) yang dibinasakan Allah dalam sekejap saja. Padahal, kala itu umat Nabi Huud maju sekali dan punya gedung-gedung tinggi seperti di kota besar di Jakarta.

Untuk direnungi oleh kita semua, marilah kita renungi penyebab bencana DIY dan bencana tsunami di pesisir Pantai Jawa dan Jabar. Semua itu, selain ada kegiatan musyrik, ternyata di wilayah itu maksiat merajalela luar biasa. Perzinah, pelacuran, perjudian bukan main marak di daerah tersebut. Akibat merajalela maksiat, Allah murka kepada mereka.



PRAKTEK-PRAKTEK musyrik (menyekutukan Allah) sudah berlangsung ratusan tahun di wilayah Yogyakarta, terutama di pesisir pantai Ngerenehan—dekat Pantai Parang Tritis, Gunung Kidul, Yogyakarta. Perdukunan dan pelacuran pun demikian marak di daerah ini. Maksiat dan perbuatan musyrik sudah jadi rahasia umum memang demikian merebak di wilayah DIY. Penulis seringkali beroleh keluhan dari seorang warga Yogyakarta, bahwa di daerah tertentu di DIY sudah demikian marak tempat pelacuran. Penguasa setempat pun (bupati) malah melindungi tempat pelacuran itu!

Jauh sebelum kejadian bencana Yogyakarta tersebut, praktek prostitusi sangat marak di sepanjang pantai Selatan Bantul. Maksiat merajalela di sepanjang pantai tersebut yang melibatkan ratusan pekeja seks komersial yang datang dari berbagai daerah lain. Di Pantai Desa Srigading, Kecamatan Sanden, DIY, ternyata banyak menyediakan tempat penginapan yang menjadi salah satu tempat transaksi seks.

Selain itu, praktek musyrik yang kerap dilakukan oleh para nelayan di wilayah Pantai Ngerenehan antara lain, menyiapkan sesaji yang terdiri atas nasi uduk yang dibuat seperti gunung (congcot). Congcot itu dikelilingi buah-buahan segar dan ayam utuh yang sudah dimasak. Para fakir miskin di daerah itu berbondong-bondong melihat tradisi labuhan di pantai tersebut, tapi apa daya air liur mereka harus ditelan saja, karena mereka tak dapat menikmati makanan itu. Lalu, sesaji yang sudah siap itu dibawa ke tengah laut, kemudian dibuang.

Tradisi musyrik yang sudah turun temurun itu biasanya dilakukan pada satu Suro (1 Muharam). Hingga bencana terjadi, Pemda DIY dan penguasa Yogyakarta (sultan) tak pernah melarang acara labuhan itu. Namun, para pelaku musyrik di Pantai Ngerenehan tersebut harus dibayar amat mahal oleh masyarakat sekitar Yogyakarta yang tak ikut acara itu, tapi mereka harus menanggung akibatnya. Anehnya, ulama setempat (MUI Yogyakarta) juga tidak melarang acara musyrik tersebut. Para pelaku musyrik merasa yakin bahwa sesaji yang dibuang ke laut itu untuk ‘’Penguasa Laut Selatan.’’ Ternyata, ritual musyrik tersebut demikian marak juga di seluruh Indonesia, sehingga bencana demi bencana tak dapat dihindari lagi, akibat adanya perbuatan menyekutukan Allah itu.

Karena acara (ritual) musyrik itu tak dilarang dan sering dilakukan oleh sebagian masyarakat jahiliyah di wilayah pesisir pantai, maka gempa bumi dahsyat yang terjadi pada Sabtu (27/5) lalu, ternyata berpusat di sekitar 37 kilometer sebelah selatan Pantai Parang Tritis—tak jauh dari Pantai Ngerenehan. Perbuatan musyrik, jelas-jelas dilarang keras oleh ajaran Islam. Namun ritul labuhan tersebut oleh penguasa setempat dianggap kebudayaan yang harus dilestarikan.

Mereka menganggap tak afdol jika acara mubazir labuhan itu tidak dilakukan pada setiap satu Suro. Padahal, ritual itu merupakan perbuatan musyrik yang sangat dibenci oleh Allah SWT,sehingga menimbulkan murka dari-NYA. Mengapa acara labuhan para nelayan di pantai Ngerenehan dibenci Allah ? Sebab, mereka membuang sesaji ke laut untuk bersyukur kepada penguasa laut Selatan yang berupa jin (iblis) Nyi Loro Kidul. Padahal, alam ini dikuasai oleh Allah SWT. Dialah yang patut disembah dan disyukuri. Rachmat dan rezeki yang diberikan-NYA patut kita syukuri. Dengan demikian, acara labuhan para nelayan dan masyarakat setempat, selain maksiat yang merajalela di DIY, merupakan penyebab utama gempa bumi yang demikian banyak menelan korban jiwa.
by : suara muslim.com

Friday, March 9, 2007

Thursday, March 8, 2007

mmmmmmmmmmm